Saturday, October 16, 2010

Menikah dan Investasi



Beberapa minggu ini, pertama kalinya gw mikirin serius tentang 'nikah'.

Alasannya tidak lain karena si ibu bring up this matter to me so sudden. Well, yeah.. here it comes the real conversation.

Walaupun akhirnya diputuskan untuk tidak sekarang, tapi mikirinnya lumayan juga lho. Lumayan dalem, sampe gw mikir, why people get marry ? Kalo sekedar punya keturunan, bukannya teknologi sudah ada yang namanya bayi tabung? Tidak harus menikah kita juga masih bisa punya anak. Kalo sekedar untuk seks, wah dangkal sekali, silahkan pergi saja ke geylang, $80 juga cukup.

Menurut gw, investasi adalah salah satu alasan besar untuk menikah.

Pada dasaranya investasi itu; kehilangan modal untuk mendapatkan return dengan berbagai kemungkinan untuk kehilangan modal itu sendiri (risk), the bigger risk the bigger return you would get.

Sama dengan halnya memilih jalur investasi, kita gak bisa terlalu cepat memilih calon pendamping, a.k.a: pacaran/perkenalan dulu.
Sama kayak kalo kita milih investasi beli tanah misalnya, pastinya kita cari tau donk, tanahnya bagus buat perkebunankah? Industrikah? Buka tokokah? Rumahkah? Kalaupun buat rumah, apakah buat rumah tempat tinggal? Atau villa? Atau hotel? .. Setelah itu gak lupa kita pelajari diri kita, apa yang kita butuhkan dari tanah ini ? Kalo memang untuk buka usaha? Apa kita ada modal untuk buka usaha? baik materi dan ilmu bidangnya itu sendiri? Atau sebaiknya kita cari tanah untuk perkebunan? Karena sebenernya kita tau betul tentang tanam-menanam.. dannn seterusnyaaa..

Saat pacaran, kita pelajari pasangan dan diri kita sendiri. Apakah sesuai dengan kebutuhan kita dengan apa yang dia punya, begitu jga sebaliknya.

Belum selesai sampai situ, pasangan yang bagus == keturunan yang bagus pula.
Keturunan itu investasi. Masih banyak keluarga yang gak mau mengakui secara blak-blakan, walaupun pada dasarnya masing-masing orang tua dan anak menjalani proses invest-and-taking-the-return secara turun menurun, karena pada dasarnya si anak itu akan menjadi orang tua juga nantinya. Orang tua menghabiskan modal baik potensi dalam diri/gen sampai bertumpuk-tumpuk uang, tidak lain tidak bukan supaya keturunannya tumbuh jadi orang sukses dan bisa mengurus orang tuanya disaat orang tuanya tua nanti. Anak yang baik biasanya dilahirkan dari orang tua yang baik. Jadi kalo sekarang kita pacaran sama anak band yang keren (untuk sekarang) tapi bandel dan otaknya dudul, kira-kira gitu juga anak kita nanti. Meluruskan rambut yang bergelombang jauh lebih gampang daripada yang keriting gimbal. Bukan tidak mungkin gen anak berandal kita ubah jadi anak baik dan penurut, tapi modalnya juga besar. Intinya pilihlah laki-laki yang modal awalnya paling tinggi yang bisa kita dapatkan, supaya modal di masa yang akan datang tidak terlalu terkuras. Tapi sayangnya modal yang besar dari di awal, kalo rugi keluarnya jadi besar juga. Ingat, risk dan return kan itungannya pake persen.

Laki laki bermodal tinggi, big amount of return == keturunan bagus dan kehidupan yang mencukupi di masa yang akan datang, big amount of risk == it is easier for them to leave you with the money and figure they had, you need to take more cost to maintain him nicely, so that he wouldn't leave you.

Setelah menikah, kemungkinan untuk punya rumah sendiri lebih besar. Paling tidak untuk yang suami istri bekerja. Pemasukan dari 2 arah memperbesar modal untuk beli rumah, beli mobil atau pembelian2 lainnya yang termasuk big tickets. Jadi kalo mimpi punya rumah sendiri di umur muda, menikahlah! :p

Tapi sebenernya investasi yang paling besar adalah 'teman hidup'.
Teman yang sekarang kita bilang teman, suatu saat akan hilang. Entah itu pindah ke luar kota/negeri, atau sekedar sibuk sama urusan masing-masing. Tapi kebutuhan akan 'teman' tidak akan pernah hilang dari hidup kita. Semua orang butuh teman, sangat butuh teman, sampai-sampai ada orang yang berani membayar untuk ada seorang 'teman', dan hadirlah bisnis 'escort'. Semua orang takut sendiri, terlebih kalo harus mati sendiri. Paling tidak pasangan dan keturunan yang kita dapat dari menikah bisa menemani kita saat mati nanti.

Menikah sebuah proses investasi terbesar dari hidup manusia.
Modalnya cukup besar, dari makan hati, berjuta-juta dolar yang terbuang dari untuk pacaran, hadiah, acar pernikahan, rumah, pendidikan anak, sampai dengan komitmen untuk sehidup semati yang gak gampang untuk diucapkan dan dilakukan.

Risk-nya besar, begitunya juga dengan return-nya.

Gak ada yang pasti, kita bakal untung atau buntung. Tapi pemilihan modal awal yang apik, dan diurus dengan sepenuh hati juga bisa mengurangi kerugian yang mematikan.

Sama kayak buka usaha dagang, tiang tutup buku perlu liat angka plus alias profit, kalo berkali2 liat angka merah alias loss, pernikahan itu sendiri cuma bisa bertahan sampai economic profit-nya 0.

Belajar sana sini dulu dehh..

Met ngopi ;)

No comments:

Post a Comment